George Mueller mencatat bagaimana dia mencari kehendak Tuhan dalam kehidupannya. Langkah-langkah berikut terlihat sederhana tapi membutuhkan perenungan yang mendalam sebelum kita dapat menerapkannya.
1. Saya memastikan di dalam hati saya sama sekali tidak ada kehendak diri berkaitan dengan hal sedang saya doakan.
2. Saya tidak menentukan kehendak Tuhan berdasarkan perasaan atau kesan sederhana. Hal ini bisa membuat kita mudah terpedaya.
3. Saya mencari kehendak Tuhan lewat atau dalam hubungan dengan firmanNya. Jika Anda melihat pada Roh tanpa Firman, Anda membuka diri untuk ditipu.
4. Saya mempertimbangkan keadaan-keadaan yang dikendalikan oleh Tuhan.
5. Saya meminta Tuhan lewat doa untuk menyingkapkan kehendakNya bagi saya.
6. Saya memastikan hati nurani saya benar di hadapan Allah dan manusia.
7. Setiap kali saya mendengarkan manusia dan bukannya Allah, saya membuat kesalahan besar.
8. Saya bertindak hanya setelah hati saya benar-benar damai, setelah banyak doa dan menanti-nantikan Tuhan dalam iman.
*dikutip dari status seorang teman di social media*
Perenungan ini sungguh-sungguh menghimpitku.........
timbul dalam benakku, " Sungguhkah aku layak disebut muridNYa??"
"Sudahkah aku benar-benar mendengar kehendakNya dan mengerjakannya??"
"Atau hanya mengerjakan kehendakku namun mengkamuflasekannya dalam doa, seolah-olah adalah kehendakNya?"
"Sudahkah aku benar-benar mengikutsertakanNya dalam segala hal?"
Jawabannya TIDAK.... aku tidak benar-benar mengerjakan kehendakNya....
aku tersadar.....
baru tadi pagi keluar lagi dari mulut ini untuk resign dari pekerjaan ini....
sesungguhnya keinginan ini sudah lama ada....
sesungguhnya hampir hilang dayaku untuk terus bertahan di tempat ini,,, tempat yang selalu menghakimiku, mengkambinghitamkanku..... selalu menyalahkanku... apa saja yang kukerjakan akan selalu dianggap salah dan dianggap merugikan perusahaan.... dampaknya selalu terdengar di telingaku,"Akan kupotong gajimu karena ini,, karena itu,,,"
sungguh tidak tahan lagi....
namun, jika aku menyerah saat ini,,,, aku mengkhianatiNya... karena sudah pasti keputusan menyerah itu kuambil dengan tidak melibatkanNya......"
Should I quit?
YesNo NoYes
Senin, 12 Januari 2015
Senin, 22 Desember 2014
Integritas vs Kompromi
Sejenak merenung....
kudapati ketika kumenulis rangkaian kata ini pun ku mendusta pada nurani....
Kata yang selalu didengungkan kini tiada memiliki arti
Integritas.........
Kata yang sejak dulu mati-matian kuperjuangkan
laksana seorang pejuang memperjuangkan idealismenya,
maka begitulah kata itu diperjuangkan.........
tapi sayang.....
kata tinggallah kata......
kata itu kini kehilangan daya magisnya....
membuatku terhilang akannya.......
tak kudapati lagi daya magisnya seperti dulu yang selalu menyedotku
untuk memperjuangkannya....
aku yang kini menggantikannya dengan kata
yang lebih mudah didengar telinga
Kompromi.......................................................................................................
Aku tidak lagi gigih...
Aku tidak lagi taat....
Aku bukan lagi orang yang berkomitmen.......
semuanya diakibatkan oleh satu kata yang gampang... "Kompromi"
aaaahhh... dulu kupikir aku akan mampu memperjuangkan integritas itu...
tapi kini kusadari segala sesuatunya mulai goyah....
mati-matian aku terus mengingatnya...
namun, entah mengapa serasa tiada bermakna....
mungkinkah aku telah terlalu jauh berjalan dari jalurNya???
akankah aku terhilang di dalam Kompromi???
mati-matian aku memperjuangkannya (tetap), namun... serasa tiada bermakna...
apakah aku mampu????
aku menuntut padaNya untuk diberikan padaku pekerjaan-pekerjaan besar..
namun, justru aku sadar diri, untuk hal ini saja, dalam hal kecil aku pun belum mampu setia...
belum mampu taat.....
mati-matian aku mendeklarasikan diriku dengan mulutku bahwa Integritas milikku,,,
Integritas bagianku...
namuuuuunnnn........
aaaaaaaahhh,,, terlalu naif, munafik.......
kudapati ketika kumenulis rangkaian kata ini pun ku mendusta pada nurani....
Kata yang selalu didengungkan kini tiada memiliki arti
Integritas.........
Kata yang sejak dulu mati-matian kuperjuangkan
laksana seorang pejuang memperjuangkan idealismenya,
maka begitulah kata itu diperjuangkan.........
tapi sayang.....
kata tinggallah kata......
kata itu kini kehilangan daya magisnya....
membuatku terhilang akannya.......
tak kudapati lagi daya magisnya seperti dulu yang selalu menyedotku
untuk memperjuangkannya....
aku yang kini menggantikannya dengan kata
yang lebih mudah didengar telinga
Kompromi.......................................................................................................
Aku tidak lagi gigih...
Aku tidak lagi taat....
Aku bukan lagi orang yang berkomitmen.......
semuanya diakibatkan oleh satu kata yang gampang... "Kompromi"
aaaahhh... dulu kupikir aku akan mampu memperjuangkan integritas itu...
tapi kini kusadari segala sesuatunya mulai goyah....
mati-matian aku terus mengingatnya...
namun, entah mengapa serasa tiada bermakna....
mungkinkah aku telah terlalu jauh berjalan dari jalurNya???
akankah aku terhilang di dalam Kompromi???
mati-matian aku memperjuangkannya (tetap), namun... serasa tiada bermakna...
apakah aku mampu????
aku menuntut padaNya untuk diberikan padaku pekerjaan-pekerjaan besar..
namun, justru aku sadar diri, untuk hal ini saja, dalam hal kecil aku pun belum mampu setia...
belum mampu taat.....
mati-matian aku mendeklarasikan diriku dengan mulutku bahwa Integritas milikku,,,
Integritas bagianku...
namuuuuunnnn........
aaaaaaaahhh,,, terlalu naif, munafik.......
Rabu, 02 April 2014
My young brother's feeling
Without us knowing, God's
grace is always bestowed on us every day, every minute, even every second. The
Lord gives his love freely because He loves us. In this occasion, I was told
about God's love toward my family.
It all started with my mother
began to suffer from the disease early last year. I, my sister, and my father
was always taking care of the mother during her illness. we always pray every
night and make her musings to ask for healing. But healing does not go over to
my mother. My mother is getting worse with the disease. We were desperate, lost
direction, and began to doubt the power of God. Our despair was heightened when
my mother passed away in July last year. No more gentle hand touched my cheek
when I collapsed and had nothing more to reconcile my heart when I'm angry. We
are worse off in this state. Our struggle in caring for my mother for her
recovery ended in vain, the Lord has called my mother. we had lost confidence
in the miracles of God. we know sadness for about 2 months. In the end, our
eyes open to see a bright future. The death of my mother only a fraction of the
love of God, there are other plans that have been designed by God for our
family. We emerge from the downturn that has shackled us. Every night we pray
and make reflections back with our little family. We have been born again
become children of God. Now, my sister and I share a lot more to the story
about our lectures to my father. Our Proximity is stronger as a family intact
even without a mother in the midle of us. My father had already volunteered her
departure although he occasionally still grieving and Shedding tears for the
woman was gone forever. But my father believed that all of this is the best
design given by God to us. God has raised us from adversity. Although she is no
longer physically visible but my mother always remain alive in our hearts
forever. We miss you mom."
That's my young brother's letter.. yeah, I call that's a letter, letter that he never sends or tells to everyone, even me...... when I read this letter, my heart was really wrecked..... :((((((
#I got this from his USB disk#
#I got this from his USB disk#
Sabtu, 01 Februari 2014
Kamis, 26 Desember 2013
Mukjizat selalu terjadi :)
Mengapa kita
baru menyebut keajaiban atau mukjizat terjadi ketika sesuatu yang kelihatan
mustahil terjadi pada kita??? Mengapa kita menunggu untuk mengatakan mukjizat
terjadi hanya ketika hal-hal ajaib terjadi???? Bukankah setiap saat adalah
mukjizat bagi manusia seperti kita yang sangat sangat terbatas ini??? “Loh,
mengapa?? Toh setiap hari dalam hidupku tidak ada yang istimewa…. Semuanya
berjalan begitu saja, tidak ada keadaan yang berarti kok, kenapa dikatakan
setiap saat saya mengalami mukjizat???” mungkin pertanyaan itu akan
menggelayuti pemikiran kita yang kerdil. Ya,,, kerdil,,, terbatas,
dengan keadaan yang kerdil dan terbatas, tidak akan mungkin menjangkau hal-hal
yang tinggi (luar biasa) dalam hal ini adalah suatu pemikiran yang tidak
terbatas, jauuuuuhhhh melampaui pemikiran filsuf-filsuf hebat di dunia ini,
melampaui apapun….
Pernahkah kita
merenungkan siapakah pribadi dibalik berjalannya semesta alam ini???? Mungkin
tidak, ya karena pemikiran kita yang kerdil, yang hanya terpaku pada hal-hal
ajaib yang diharapkan di depan mata kita…. Padahal,,,,, jika kita boleh sejenak
merenungkan lebih dalam lagi ‘karena siapa aku ada di dunia?’ ; ‘mengapa
burung-burung bisa terbang?’ ‘mengapa dalam 1 hari ada 24 jam?’ ‘mengapa bumi
bulat?’ ‘bagaimana jika akhirnya aku harus menghirup udara yang harus kubayar?’
‘seberapa luas dan jauhnya galaksi-galaksi yang ada?’ waaaaaaaahhh,,, masih
banyak lagi hal-hal yang tidak akan bisa kita jawab, dan itu tidak akan
habis-habisnya, karena apa? Karena pemikiran kita yang sangat terbatas untuk
menjangkau Yang Tidak Terbatas itu……..
ketika kita merenungkannya, apakah timbul dalam benak kita,”lalu siapakah
Pribadi yang begitu dahsyat dan ajaib itu? Yang masih tetap memelihara segala
sesuatunya bagiku, bagimu?? Yang masih memberiku kehidupan secara gratis namun
sempurna adanya?” …… jika pertanyaan ini sudah ada dalam benak kita, maka kita
akan dituntun oleh Roh Kebenaran setiap saat untuk lebih lagi mengenal Pribadi
Yang Ajaib itu……
Pribadi yang
dengan lantang berkata, “ Akulah yang
menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang
membentangkan langit…………….” (Yesaya 45:12)
Lihatlah betapa
ajaibnya perbuatan Allah kita itu, siapa yang mampu menandingiNYA? TIDAK
ADA,,,, Tidak ada ALLAH selain dari
padaNYA (Yesaya 45:21)…..
Ketika kita
sudah tahu perbuatanNYA selalu ajaib dalam segala hal,,,, dari dulu sekarang dan selamanya, mengapa kita
harus menunggu sesuatu yang luar biasa baru mengatakan mukjizat telah
terjadi? Bukankah kita sudah melihat, mendengar, bahkan merasakan pemeliharaan
Allah setiap saat, setiap detik dalam kehidupan kita????? tidakkah itu lebih dari cukup untuk menyatakan bahwa sesungguhnya mukjizat terjadi bagi setiap kita yang menantikanNYA dan berpengharapan padaNYA??? Kitab Yesaya sungguh
mampu memberikan pemahaman kepada kita bahwa Pribadi itu sungguh Ajaib dalam
setiap perbuatanNYA…. Pribadi yang kita sembah, Allah kita yang hidup dan telah
menjadi daging dan diam di antara kita (Yohanes 1 :14)…..
Jadi ketika kita
boleh merenungkan hal-hal sederhana seperti nafas kehidupan, matahari yang
masih dipelihara, setiap detik hidup kita yang sangat berharga bagiNYA, maka Tidak ada satupun alasan bagi kita untuk tidak
bisa mengucap syukur padaNYA, dan Tidak ada alasan bagi kita untuk mengatakan
bahwa tidak ada mukjizat terjadi bagi kita sebab setiap saat bukankah sebuah
mukjizat dariNYA, Pribadi Yang Ajaib dan Perkasa???
Anda sudah
merasakan perbuatanNYA setiap saat, maka mengucap syukurlah,, hitunglah satu-satu berkat Tuhan setiap saat, dan engkau akan semakin menemukan bahwa hanya DIA
lah yang layak menerima penyembahan, ucapan syukur kita….. engkau akan semakin
menemukan bahwa ternyata ada Pribadi yang sangat mengasihimu dan menganggapmu
sungguh berharga, yang akan menepati janjiNYA, yaitu “Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menganggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan
kamu.” (Yesaya 46:13)
Menggendong,
menanggung, memikul, menyelamatkan,,,,, Siapa yang mampu melakukan ini
bagimu setiap saat kalau pribadi itu tidak cukup tangguh, kuat, perkasa, dan
setia???? Tetapi DIA jauh lebih dari pada “CUKUP” untuk melakukannya bagi
kita….. DIA TANGGUH, KUAT, PERKASA, AJAIB, dan pasti SETIA…………..
Selamat
merenungkan :)
Sabtu, 14 Desember 2013
Sukacitaku, Sukacitamu dariNYA
Selamat Natal!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! :)
walaupun belum tanggal 25 Desember, tapi tidak ada salahnya mengucapkannya sekarang..... karena memasuki bulan desember, maka suasana natal dan sukacitanya ada dimana-mana di seluruh dunia.................. tetapi,,, yang menjadi pertanyaannya adalah sukacita seperti apa yang kita rasakan????
walaupun belum tanggal 25 Desember, tapi tidak ada salahnya mengucapkannya sekarang..... karena memasuki bulan desember, maka suasana natal dan sukacitanya ada dimana-mana di seluruh dunia.................. tetapi,,, yang menjadi pertanyaannya adalah sukacita seperti apa yang kita rasakan????
kemeriahannya? kemewahannya? pohon natal? berkumpul dengan keluarga? perayaannya di setiap gereja atau di instansi manapun? koor? drama? lilin2 dan lampu yang mempercantik suasana natal dimana2??? pakaian baru? sepatu baru??? sinterklas? kado2???? itukah sukacita yang sesungguhnya?????? duluuu,,,,, itulah yang menjadi kesukaan dan sukacitaku saat menyambut Natal.... tapi kini, setelah hidupku seutuhnya dibaharui olehNYA, aku mendapatkan sukacita yang sungguh tidak biasa, sukacita kekal,,,,, yang tidak akan tergantikan oleh apapun dan baru bisa kumaknai belakangan ini,,,, yaitu bahwa DIA sungguh lahir dan hidup dalam hati dan hidupku,,,, ya,,, Juruselamatku, Juru selamat dunia lahir dan sungguh hidup dalam hidupku..... itulah sukacita sesungguhnya, dan kini aku bisa memaknai kata2 "Christmas today, Christmas everyday"... jadi tidak menunggu 25 Desember kita bisa merayakan Natal, setiap saat, setiap detik kita sungguh merayakannya,,, karena makna Natal sesungguhnya adalah tentang Yesus Kristus telah lahir dan hidup dalam hati kita.... dan akhirnya DIA menggenapi janji BapaNYA untuk memberikan kesukaan, sukacita, kasih luar biasa, kelegaan kepada setiap orang yang mau menerima DIRINYA lahir di dalam hidupnya................
mari kita merenungkan jenis sukacita seperti apa yang ada dalam hati kita di masa-masa Natal ini.....
Selamat Natal,,, dan Selamat atas Kelahiran Tuhan Yesus dalam hati dan hidup kita :)
Selamat Natal,,, dan Selamat atas Kelahiran Tuhan Yesus dalam hati dan hidup kita :)
Rabu, 31 Juli 2013
ring of blessing: God Truly Writes My Love Story
ring of blessing: God Truly Writes My Love Story: Kalo ditanya, " gmana rasanya dah mau merit? " --- jawabanku, "hmmm biasa2 aja sih! " Itu bukan karena aku ketularan pac...
Langganan:
Postingan (Atom)